Sekaa Gong Kebyar Kanya Gita Kabupaten Klungkung Meriahkan Malam Pesta Kesenian Bali

Selasa 27/6/2023…

Sekaa Gong Kebyar Dewasa Kanya Gita Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung meriahkan malam pesta kesenian Bali (PKB) tahun 2025 di panggung terbuka Arda Chandra, Art Center, Denpasar, Bali Kamis (10/7). Pertunjukan ini disaksikan secara langsung oleh Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, para asisten Bupati dan sejumlah Kepala OPD Klungkung serta ribuan penikmat seni yang memenuhi kalangan panggung terbuka Arda Candra. Tidak ketinggalan pula Gubernur Bali I Wayan Koster.

Sekaa Gong Kebyar Kanya Gita Desa Kusamba Duta Kabupaten Klungkung tampil bersama sekaa gong Kebyar Seni Sundaran , Desa Sayan, Duta dari Kabupaten Gianyar.

Mengawali penampilannya, sekaa Gong Kanya Gita menampilkan Tabuh Nem Pegongan Sikut Anyar dengan tajuk “KEBO LANDUNG”. Ini merupakan sebuah karya Tabuh Nem Pegongan Sikut Anyar yang materi musikalnya diambil dari Tabuh Nem Lelambatan Pegongan Klasik “Kebo Landung” di daerah Tangkas Klungkung dan Kubu Bangli. Kebo Landung dianalogikan sebagai seekor kerbau yang memilik anatomi tidak pada umumnya. Hal tersebut kemudian diimplementasikan kedalam interpretasi musikal. Komposer tabuh ini I Putu Agus Darmajaya.

Penampilan kedua dipentaskan Tari Kreasi Kebyar Sangrad. Sebuah tari yang terinspirasi dari bentuk dinamis Jaje Sarad, yang merupakan salah satu sarana upacara dalam rangkaian upacara Nyepi Segara di Desa Kusamba. Jaje Sarad merupakan salah satu bentuk konsistensi karya Serati Banten Desa Kusamba dalam pelaksanaan Upacara Nyepi Segara. Jaje Sarad memiliki fungsi sebagai penglabda karya, dan merupakan ekspresi nyata dari ajaran Tri Hita Karana serta prinsip Yadnya, dimana terjalinnya hubungan harmonis yang menyatukan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.
Penata tari Ni Putu Vikky Aldelia.

Pada penampilan pamungkas ditampilkan fragmen tari “Eling Tanpa Eling”. Eling tanpa eling bermakna ingat/mengingatkan peristiwa atau fenomena yang terjadi di alam semesta, khususnya manusia yang secara tidak sadar sudah melakukan yadnya, akan tetapi lupa akan hal hal disekitar yang mengakibatkan alam bawah laut membawa tangisan. Sebagai manusia dan masyarakat Hindu di Bali tidak terlepas dari Yadnya yang dihaturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi. Melasti adalah salah satu wujud Yadnya yang bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan pengaruh buruk, serta mensucikan alam semesta. Namun seiring berjalannya waktu tanpa disadari kita telah menyakiti laut itu sendiri dengan membuang sisa sarana upacara itu ke dalamnya dan membuat dunia di bawah laut pun menangis.

Salam Mahottama